PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN - BLOGNYA PAK ALIP MULYONO
Headlines News :
Home » , , » PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

Written By Alip Mulyono on Minggu, 06 Oktober 2013 | 16.07


1.      TATA-CARA PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN SESUAI AL-QUR’AN DAN SUNNAH
Rosululloh Saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan (ihsan) pada segala sesuatu, maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih,maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih, (yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan (menyenangkan) binatang yang disembelihnya” (HR. Muslim).
PENGERTIAN MENYEMBELIH
Menyembelih bukan memenggal atau memancung (kepala terpisah dari leher).Menyembelih bukan membacok.Menyembelih bukan menggorok.Menyembelih bukan menyayat..!!
MenyembelihAdalah (Gerakan cepat dan tangkas) Mengiris/memotong daging leher bagian depan/ bawah dengan pisau yang sangat tajamhingga terputus 3 (tiga) saluran,yaitu saluran makanan (hulqum),saluran nafas (Maari’),dan 2 (dua) saluran pembuluh darah (Wajadain), yaitu : arteri karotis dan vena jugularis

UNTA
Unta disembelih dalam keadaan berdiri. Seperti yang tertulis di dalam al qur’an surat Al Hajj ayat 36, yang artinya:
“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.”
Rosululloh saw juga bersabda :
“Biarkanlah (disembelih) dalam keadaan berdiri dan terikat. (Ini) merupakan sunnahnya Muhammad” (HR Bukhori no. 1713, Muslim no. 3180)
Dalam hadits lain dijelaskan yang terikat adalah tangan kirinya (kaki depan sebelah kiri), disebutkan juga kaki kirinya (Kaki belakang sebelah kiri). Kemudian karena leher unta itu panjang, bagian leher mana yang dipotong ? yang dipotong adalah bagian leher bawah, diatas dada. 
SAPI, KAMBING, DOMBA
-          Sapi, Kambing, domba disembelih dalam keadaan terbaring dengan lambung kiri disebelah bawah.
-          Kemudian penyembelih menginjakkan kaki kanannya diatas pundak kanan hewan (pangkal leher).
-          Tangan kiri penyembelih memegang kepala hewan kurban dengan erat.
-          Tangan kanan memegang pisau yang telah diasah (sangat) tajam.
-          Sebelum menyembelih disyari’atkan membaca Tasmiyyah(menyebut asma Alloh) dan TakbirBismillahi wallohu Akbar (Dengan nama Alloh dan Alloh Maha Besar)”, Kemudian berdoa“ Allohumma hadza minka walaka ‘anni (an fulan), Allohumma taqobbal minni (min fulan ).
-          Pisau ditekankan dan diiriskan di leher hewan dengan kuat, tangkas dan bersegera. Sampai terputus daging leher yang karenanya terputus pula 3 (tiga) saluran, yaitu : saluran makanan (hulqum),saluran nafas (Maari’),dan 2 (dua) saluran pembuluh darah (Wajadain), yaitu : arteri karotis dan vena jugularis
-          Setelah selesai disembelih, sebaiknya pegangan dan tali-tali yang mengikat tubuh hewan serta kaki-kakinya segera dilepas supaya hewan leluasa menggerak-gerakkan tubuhnya, sehingga darah dari seluruh tubuh terpompa keluar dengan sempurna dan tuntas. Ini memberi kenyamanan dan meringankan hewan yang disembelih. Semakin bersih darahnya semakin berkualitas dagingnya.
Penyembelihan hewan qurban disunnahkan dilakukan sendiri oleh orang yang berqurban, hal ini memang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang menyembelih sendiri atas hewan yang diqurbankannya. Dalam sebuah hadits dijelaskan yang artinya:
“Rasulullah SAW menyembelih qurban dengan tangannya sendiri, yaitu dua ekor biri-biri putih, bertanduk bagus, masing-masing kepadanya diinjak beliau dengan kakinya sambil membaca bismillah dan takbir” (HR. Muslim dari Anas r.a).
Yang belum ditemukan dasar hukumnya, namun dalam rangka berbuat Ihsan hal ini lebih afdol:Menghadapkan (kaki-kaki) hewan kearah kiblat.  Mengasah/ menajamkan pisau dihadapan Hewan yang akan disembelih. Menyembelih hewan yang satu dihadapan hewan yang lain.
IHSAN DALAM MENYEMBELIH
Ihsan dalam merobohkan Sapi:
Sebelum di sembelih sapi harus dirobohkan dulu. Demikian juga kambing atau domba. Namun kambing atau domba mudah untuk dirobohkan dan disembelih. Umat muslim sering ,mangalami kesulitan dalam merobohkan sapi. Sering terjadi huru-hara karenanya. Sapinya marah dan mengamuk, karena merasa disakiti-teraniaya, diperlakukan kasar. Maka dalam rangka Ihsan (berbuat baik) dalam menyembelih, merobohkannyapun dengan cara yang baik pula. Ada beberapa tehnik atau cara yang memudahkan kita untuk merobohkan sapi. Namun 3 (tigaa) hal yang perlu diperhatikan :
1.      Cara mengikat sapi ( untuk merobohkan )
Ada beberapa cara, namun berdasarkan pengalaman, yang paling praktis dan ihsan adalah, cara sbb:
-          Tali sepanjang kurang lebih 12 meter dikalungkan di leher sapi sama panjang dikedua sisinya, dua sisi disilangkan di bawah leher/ dada, kemudian dua sisi tali dinaikkan ke punggung disilangkan diatas punggung bagian tengah, kemudian dua sisi tali turun kearah selangkangan, dimasukkan diantara kedua paha,lurus, tanpa disilangkan, keluar dibawah pantat sapi. Dua sisi tali inilah yang nantinya dipegang oleh dua orang atau cukup satu orang untuk ditarik dan dirobohkan.
-          Tali penuntun sapi diikatkan pada sebuah patok, tiang atau pohon. Bila diikatkan pada tiang atau pohon, mengikatnya di bagian bawah, mendekati tanah, jangan sejajar dengan hidung sapi. Supaya bila nanti sapi jatuh hidung sapi tidak berdarah karena tertarik keatas.
-          Menggunakan tali yang kuat, jangan yang lapuk, warna redup (hijau) jangan warna menyala ( Merah, orange).
2.      Cara merobohkan ( Cukup 2 orang, atau 1 orang)
-          Setelah diikat dengan ikatan yang benar, kemudian diatur atau diposisikan antara: tiang/patok/pohon - Sapi - orang yang menarik sapi yang berada dibelakang sapi, harus berada dalam satu garis lurus.
-          Setelah siap, untuk merobohkan sapi, kedua tali ditarik dengan kuat tapi perlahan (tidak dihentakkan). Dan supaya robohnya ke kiri, tali disebelah kiri ditarik lebih kuat, insya Alloh sapi dengan mudah akan roboh kekiri. Sebaiknya tempat jatuhnya sapi diberi alas jerami/ karung goni/ tumpukan daun pisang atau yang lainnya.
3.      Cara mengikat sapi ( untuk disembelih )
-          Setelah sapi roboh, dan ditempatkan di tempat penyembelihan yang telah disiapkan lubang darah, sapi diikat bagian kakinya. Yang diikat cukup kaki-kaki kirinya saja, kedua kaki kanan dibiarkan bebas, supaya leluasa meronta. Kaki-kaki tersebut bisa diikatkan pada sebuah patok atau bambu panjang.
-          Tali keluh/ tali penuntun sapi bisa diikat kearah depan pada sebuat tiang atau patok, sehingga bagian leher merentang permukaannya. Memudahkan penyembelih memilih bagian leher yang akan disembelih.
-          Setelah penyembelihan selasai, tali-tali pengikat ini sebaiknya dilepas.
TIPS UNTUK PANITYA QURBAN DEMI KELANCARAN PROSES PENYEMBAELIHAN :
1.      Hewan dipuasakan sekitar 12 jam sebelum disembelih
2.      Sebelum hari H ( Sekitar 3 hari sebelumnya), sebaiknya panitya melakukan gladi bersih, cara mengikat & merobohkan sapi, panitya yang tidak berkepentingan saat penyembelihan nanti jangan nimbrung.
3.      Sebelum sapi dibawa ke arena penyembelihan, di tempat transit, sapi sudah diikat dengan ikatan untuk merobohkan tapi yang kendor saja.
4.      Ketika sapi dibawa memasuki arena penyembelihan, sebaiknya dikondisikan suasana tenang, tidak hiruk pikuk, jangan dikerumuni. Biasanya masyarakat yang menonton akan menyebabkan sapi stress, marah dan mengamuk karena kerumunan dan suara-suara hiruk pikuknya. Bila perlu, kalau ada seksi takbiran diminta berhenti dulu, setelah sapi dirobohkan bisa dimulai lagi.
5.      Hindari perlakuan kasar dan buruk pada hewan yang akn disembelih.
6.      MENDETEKSI HEWAN YANG SUDAH DISEMBELIH SUDAH MATI APA BELUM:
Sebelum hewan benar-benar mati, maka kepala tidak boleh dipenggal/ dipisahkan dari tubuh. Maka kita harus benar-benar yakin bahwa hewan yang sudah disembelih itu sudah mati. Karena apabila ternyata hewan masih hidup sudah dipenggal, berarti sebab kematiannya bukan karena disembelih tapi karena dipenggal/ dipelintir atau dipatahkan lehernya. Ada 3 cara untuk mendeteksinya:
-          Menyentuh pupil mata dengan jari tangan, pelan saja, bila terlihat ada gerakan diselaput mata, berarti masih hidup. Bila tidak ada gerakan berarti sudah mati.
-          Menarik ekor hewan. Bila ditarik ia lemas saja, berarti sudah mati. Tapi bila ditarik digerakkan kesana kemari masih kaku/tegang/ melawan, berarti masih hidup/ belum mati.
-          Menusuk sela-sela kuku kaki hewan dengan benda runcing. Bila ditusuk (perlahan saja) kaki hewan berreaksi mundur, berarti masih hidup. Bila ditusuk diam saja tidak bergerak berarti sudah mati.

B. KEISTIMEWAAN PENYEMBELIHAN CARA SYARI’AT ISLAM
      Hewan yang disembelih tidak mengalami kesakitan.
a. Dibuktikan secara Ilmiah oleh Dr. Schultz & Dr. Hazim dari Hannover University Jerman. b. Hewan mati Husnul Khotimah diringankan sakarotul mautnya
      Memuliakan hewan yang disembelih, dengan mengakhirkan hidupnya sebagai sarana Ibadah, dan mati Husnul Khotimah.
      Akan didapatkan daging yang halal, karena disembelih dengan menyebut nama Alloh.
      Akan didapatkan daging yang Thoyib/ baik/ berkwalitas tinggi. Karena darah keluar dengan tuntas dari tubuh hewan. Sehingga tidak terjadi penumpukan darah di dalam daging, yang menyebabkan daging cepat membusuk.
      Penyembelihan dicatat  sebagai amal sholih/merupakan ibadah

C. PERBANDINGAN  PENYEMBELIHAN DENGAN SYARI’AT ISLAM vs VERSI BARAT
KEJAM, SADIS, MENYIKSA-KAH PENYEMBELIHAN CARA SYARI’AT ISLAM ?
Tudingan negara-negara maju/ non muslimtentang cara menyembelih di Indonesia yang kebanyakan dengan cara manual/ Syariat Islam yang dianggap sadis menyiksa dan kejam ini. Marilah kita lihat dari berbagai sudut pandang.
KACAMATA BARAT/ NON MUSLIM
Alloh swtberfirman dalam  Alqur’an yang artinya :
Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah rela, hingga kamu mengikuti millah (keinginan) mereka…!” (QS. Al-Baqoroh [2] : 120)
Alloh menegaskan di ayat tersebut bahwa orang-orang barat (terutama Yahudi dan Nashrani) selalu mencari-cari peluang dan kelemahan Islam. Berbagai upaya mereka lakukan untuk menjatuhkan wibawa (izzah) Islam.
Penyembelihan cara barat
Negara negara maju seperti Amerika, Belanda, Inggris, terutama Australia menuding bahwa cara Islam dalam menyembelih binatang ternak adalah cara yang tidak manusiawi, menyiksa dan menganiaya, kejam. Terutama Negara Australia sebagai pemasok sapi impor ke Indonesia terbesar. Hingga pasokan impor sapinya 4000 ekor ke Indonesia sempat dihentikan, untuk menekan Indonesia supaya memakai cara penyembelihan dengan metode mereka sebagai standarisasi.
Mereka menggunakan metode yang menurut mereka sangat manusiawi dan efisien, terutama bagi penyembelihan berskala besar. Yaitu METODE PEMINGSANAN atau atau dalam bahasa Inggris STUNNING. Sebelum sapi disembelih, sapi dipingsankan terlebih dahulu, kemudian dalam keadaan pingsan supaya tidak merasakan sakit segera disembelih. Penyembelihan harus dilakukan dengan waktu yang tepat, yaitu antara 20 detik-30 detik setelah proses Stunning. Kurang dari itu sulit dilakukan, lebih dari itu akan berdampak kurang baik dari segi kehalalan.
Metode ini di Indonesia juga sudah dipakai di beberapa RPH (Rumah Pemotongan Hewan) dan RHU (Rumah Pemotongan Unggas). Dari sekirtar 400 RPH di Indonesia sudah 11 RPH yang menggunakannya. MUI melalui komisi Fatwa sudah memperbolehkan metode ini dengan 5 (lima) syarat :
1.      Stunning hanya menyebabkan hewan pingsan sementara, tidak menyebabkan kematian serta tidak menyebabkan cedera permanen.
2.      Bertujuan untuk mempermudah penyembelihan.
3.      Pelaksanaannya sebagai bentuk ihsan (berbuat baik), bukan untuk menyiksa hewan.
4.      Peralatan stunning harus mampu menjamin terwujudnya syarat di atas serta tidak digunakan antara hewan halal dan haram (babi) sebagai langkah preventif.
5.      Melakukan penggelonggongan hewan, hukumnya haram.
Intinya: Pengelola RPH/RPU harus memberikan jaminan bahwa hewan yang mengalami pemingsanan tersebut tidak mati sebelum disembelih. Kematian hewan tersebut harus merupakan akibat dari proses penyembelihan, bukan akibat proses Stunning.
Ada 5 cara/ alat Pemingsanan (Stunning) :
1.      PALU. Sapi/ hewan ternak dipukul dengan Palu (yang terbuat dari kayu keras) dibagian kepala, yaitu bagian atas dahi hingga hewan terjatuh pingsan
2.      SENAPAN. Sapi/ hewan ternak ditembak dengan Senapan yang pelurunya adalan “pen” dibagian kepala, pen menembus tempurung kepala hingga ke otak hingga hewan terjatuh pingsan
3.      PISTOL. Sapi/ hewan ternak ditembak dengan Pistol dengan peluru khusus ( kaliber berbeda-beda, tergantung besar kecilnya sapi/ternak), dibagian kepala, menembus tempurung dan jaringan otak akan rusak hingga hewan terjatuh pingsan. Metode ini disebut CAPTIVE BOLT PISTOL.
4.      SENGATAN LISTRIK :
a.      Voltage rendah (dengan arus bolak balik pada frekwensi 50 cycles/menit, tegangan 75 volt, 250mA, disetrum selama 10 detik.
b.      Voltase tinggi, 200-400 Volt, disetrum 2 detik
Metode yang direkomendasi oleh negara-negara barat adalah pemingsanan menggunakan CAPTIVE BOLT PISTOL.  Dan sdh dijadikan standarisasi Internasional dalam penyembelihan. Ini di Indonesia masih kontroversi, berkaitan dengan Hukum Islam. Ada keraguan mengenai kehidupan ternak yang dipingsankan. Bisa jadi pemilihan peluru yang terlalu besar akan menyebabkan hewan langsung mati. Pemilihan peluru yang terlalu kecil menyebabkan hewan tidak  pingsan, tapi akan meronta kesakitan luar biasa, meronta dan mengamuk, menyulitkan penyembelihan. Dan ini adalah penyiksaan. Bisa jadi pula pengelola RPH tutup mata, takut rugi, bila akibat stunning hewan mengalami kematian, maka semua hewan dianggap “masih hidup” akibat stunning..

KACAMATA ILMIAH
(sumber : nanungdanardono.wordpress.com )
Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University , sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?
Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.
Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:
Hasil Penelitian Penyembelihan menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama: pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua: pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga: setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat: karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Hasil penelitian Penyembelihan Cara Barat
Pertama: segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua: segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga: grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat: karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Kesimpulan : Bukan Ekspresi Rasa Sakit……!
Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ syaraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan syaraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Bukan rasa sakit.Karena grafik EEG tidak membuktikan/ menunjukkan adanya rasa sakit.
KACAMATA ISLAM
Manusia sebagai Kholifatulloh di bumi. Maka semua yang ada di dunia ini di ciptakan untuk manusia. Termasuk binatang ternak. Akhir kehidupan binatang ternak ada yang baik ada yang buruk. Akhir hidup yang baik adalah apabila ia bermanfaat bagi manusia/ kholifatulloh di bumi. Akhir yang buruk adalah akhir yang tragis, spt: Hewan yang mati kena penyakit, tidak sempat disembelih, dibuang/dikubur bangkainya membusuk dipenuhi belatung. Mati kecelakaan, kebakaran, bencana alam, dsb )
Ketika binatang akhir hayatnya bermanfaat bagi manusia (Kholifatulloh), yaitu mati sesuai dengan yang disyari’atkan, mati disembelih dengan menyebut asma Alloh, maka ia memiliki :
-           Manfaat Jasmani (Dunia) : sebagai santapan Halal dan thoyib/ baik dan berkwalitas
Kemudian apabila binatang mati sebagai sarana ibadah (Qurban, Aqiqoh, sedekah, zakat dsb ) maka ia memiliki manfaat ganda, yaitu :
1.      Manfaat Jasmani (Dunia) : sebagai santapan Halal dan thoyib/ baik dan berkwalitas.
2.      Manfaat Ruhani (Akherat) : Sebagai alat/ sarana ibadah.
Oleh karena itu hewan yang mati sebagai makanan “halalan thoyiban” apalagi sekaligus sebagai sarana ibadah manusia. Yang mana hewan juga tidak memiliki dosa, Insya Alloh matinya adalah mati dalam keadaan Husnul Khotimah, mati termulia, mati senang, mati bahagia,mati keenakan, mati nikmat … mati Husnul Khotimah yang diringankan Sakarotul mautnya, MATI YANG TIDAK TERSIKSA..MATIYANG TIDAK MERASAKAN SAKIT…
Maka prisipnya, dalam penyembelihan yang syar’i, adalah MATI NIKMAT, bukan MATI CEPAT.
Ketika proses penyembelihan syar’I selesai, biarkan ia sakarotul maut. Tampaknya ia lama matinya, tapi sebetulnya ia sedang menuntaskan keluarnya darah dengan maksimal, tapi sakarotul mautnya NIKMAT.
Ada pejagal yang ingin mempercepat kematian hewan yang disembelihnya dengan cara menusuk jantung. Boleh jadi ia cepat matinya. Tapi sedikit darah yang keluar dari tubuh. Daging terkontaminasi oleh penumpukan/ pembekuan darah. Dan kesakitan luar biasa. Lalu Dagingnya pun haram, karena ia mati bukan akibat penyembelihan, tapi akibat ditusuk jantungnya.
Kadang kita melihat dengan kacamata dunia, sering salah menafsirkan.

PerbandinganCara penyembelihan

SYARIAT ISLAM
VERSI BARAT
1.
-          Berdasar Penelitian ilmiah : tidak mengalami rasa sakit
-          Husnul khotimah = tidak sakit
Berdasar penelitian, ternyata hewan TETAP KESAKITAN akibat pemingsanannya.
2.
Dagingnya Halal
Berresiko tinggi terhadap KEHALALAN ( bahkan ada yang berpendapat metode stunning dagingnya haram. Artinya daging sapi yang diperoleh dengan penyembelihan didahului stunning, bisa menyebabkan daging sapi menjadi haram mutlak. Jika saat ditembak atau di”stunning” ternyata sapi bukannya pingsan tetapi malah mati, maka saat disembelih hakikatnya menyembelih sapi yang sudah mati, bukan sapi pingsan. Yang kedua, jika sapi setelah di”stunning” memang pingsan, kemudian disembelih, darah yang keluar sangat sedikit, darah dalam tubuh hewan tidak terpompa keluar dengan tuntas, hanya disekitar luka penyembelihan di leher. Maka akan terjadi penumpukan darah di dalam daging, sehingga daging sapi tersebut mengandung darah yang haram dimakan.)

3.
Dagingnya Thoyib/ baik/ berkwalitas/ sehat (Healthy meat)
Dagingnya tidak thoyib/ tidak baik/ tidak berkwalitas/ tidak sehat Unhealthy meat
a.      Daging sapi tersebut mengandung darah yang menumpuk/ membeku tempat bakteri-bakteri
b.      Rusaknya jaringan otak. ( Dalam penelitian, jaringan otak yang rusak akan terbawa oleh aliran darah, kemudian mengkontaminasi daging yang menyebabkan penyakit Mad Cow / penyakit Sapi Gila yang merupakan penyakit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia (zoonosis) melalui konsumsi produk asal hewan yang mengidap Penyakit tsb.).
4.
Sah untuk ibadah Qurban
Tidak Sah untuk ibadah Qurban, karena cara ini menimbulkan kecacatan/ cidera otak




---ooo---
Pembicara/ pemateri : Ustadz Anant
Bantul,Kamis, 3 Oktober 2013
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. BLOGNYA PAK ALIP MULYONO - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Otak Atik by Mas Imam